Dibalik Penciptaan Gunung

Dibalik Penciptaan Gunung

Dibalik Penciptaan Gunung   

Gunung terbentuk sebagai akibat dari pergerakan dan benturan lempeng padat yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempeng bumi bertemu, maka lempeng bumi yang lebih kuat akan menyelusup di bawah bagian lempeng bumi yang lebih lemah. Lempeng bumi yang di atas kemudian membentuk gunung dan pegunungan. Sementara lempeng yang di bawah terus menghunjam masuk ke dalam, oleh karena itulah gunung memiliki bagian bawah yang lebih panjang dari bagian atasnya. Frank dalam bukunya “Bumi” mengibaratkan gunung dengan paku yang ujungnya tertanam atau tertancap di kedalaman bumi. 

Proses pembentukan gunung berlangsung menurut skala tahun geologi yaitu berkisar antara 45 – 450 juta tahun yang lalu. Misalnya pegunungan Himalaya terbentuk mulai dari 45 juta tahun yang lalu, sedangkan pegunungan Appalache terbentuk mulai dari 450 jutan tahun yang lalu.

Al-Quran menyebutkan gunung sebanyak 29 kali dan menjelaskan bahwa gunung itu seperti pancang bagi bumi agar tidak mengalami goncangan. Allah berfirman: “Dan Dia menancapkan (pancang/pasak) di bumi supaya tidak goncang bersama kamu …”. (QS. An-Nahl 16:15) 

Pada tahun 1912 teori mengenai pergeseran lempeng benua telah di kemukakan oleh Alfret Weneger. Ketika lempeng ini bergerak terjadi gesekan keras yang kemudian menyebabkan gempa, maka bila tidak ada peredam dari pengaruh pergerakan lempeng ini gempa bumi akan terjadi. Salah satu benda alam yang dapat berfungsi sebagai peredam di atas adalah gunung. Pengaruh gunung sebagai peredam dari efek gerak lempeng bumi ini dikenal dengan sebutan isostasi. Informasi ilmiah diatas sesuai dengan apa Al-Quran ini. Allah berfirman:

وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُون

Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-Anbiya 31).

Kalau kita mencari arti kata رسا dalam kamus bahasa arab, maka kita akan temukan bahwa rasaa berarti ثبت (tetap/kokoh/tidak goyah), dan ini sesuai dengan salah satu fungsi gunung, yaitu mengokohkan lempeng bumi agar tidak goncang. 

Para ilmuwan sepakat bahwa gunung tidak diam seperti yang kita anggap, melainkan bergerak, dan ini telah diisyaratkan oleh Al-Quran dalam sebuah ayat. Allah berfirman:

 وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ * صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ * إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Kebanyakan para ahli tafsir memahami bahwa ayat ini berbicara tentang bergeraknya gunung pada hari kiamat, namun pada masa ini syaikh Sya’rawi memahami dengan pemahaman yang berbeda, beliau berkata “… kamu sangka dia tetap pada tempatnya. Pada hari kiamat tak ada prasangka, semua yang kita lihat saat itu adalah kebenaran (kejadian yang yakin), oleh karena itu ayat ini berbicara tentang gerak gunung saat ini”. Syaikh Sya’rawi melanjutkan dalam kitab tafsirnya “Jika kita pergi ke angkasa, akan terlihat bumi berputar dan gunung-gunung ikut berputar juga, dan ini isyarat bahwa bumi berotasi”. Kenyatannya ayat ini tidak berbicara tentang gerak bumi secara keseluruhan, sebab, jika demikian bukan hanya gunung yang bergerak, tapi juga semua benda yang ada di bumi ikut bergerak, manusia, pohon laut dan sebagainya.

Dibalik Penciptaan Gunung   Title : Dibalik Penciptaan Gunung
Description : Dibalik Penciptaan Gunung    Gunung terbentuk sebagai akibat dari pergerakan dan benturan lempeng padat yang membentuk kerak bumi. Ket...
Rating : 4.5 stars based on 153 reviews
Ditulis oleh: BloggerUPS - Thursday, December 5, 2013

0 Response to "Dibalik Penciptaan Gunung "

Post a Comment